Labels

Cari di blog ini

Development heroicbit

Git Push Langsung ke Server Production

Silakan Ngomen

 Waktu jaman shared hosting dimana kami belum sanggup buat beli VPS, ada software penyelamat yaitu git-ftp buat ngepush project ke shared hosting via protokol ftp, karena pada saat itu shared hosting belum pada mendukung git. Dibanding kalau harus upload manual via FileZilla yang malesin banget, git-ftp adalah solusi. 


Kian kemari udah biasa pakai VPS karena harganya udah pada murah juga, kami bisa pakai git pull buat ngepull project. Proses deployment lebih cepet daripada pakai git-ftp. Tapi kami jadi harus login ssh dulu ke server.


Maka kemudian kami bikin script buat autopull setiap kali ngepush ke server remote (github atau gitlab). Rada ribet juga ini karena kadang suka masalah sama user permission. Suka lupa juga cara setupnya karena metodenya ga baku.


Asyik banget dulu waktu sempet main Heroku dan CloudFoundry, dimana kita tinggal git push ke heroku langsung kedeploy ke server production. Dan akhirnya ketemu juga caranya untuk bikin yang serupa ini. Sebenernya ini bukan ilmu baru. Cuma baru sekarang aja keotakan buat memahaminya hehe..


Caranya adalah dengan membuat bare repo di server production. Oh iya seingatku dulu rada ribet juga sih buat setup seperti ini karena harus bikin user git dulu di servernya, dst. Sekarang kita bisa akses bare repo via protokol ssh aja.


Langkah-langkah

Seperti biasa, bikin repo dulu di lokal. Lalu sambungkan dengan remote server di github atau gitlab.


Kemdian login ssh ke server, lalu bikin bare repo dari remote server:

sudo mkdir /repos
sudo chmod 775 /repos
sudo chown $USER:$USER /repos
cd /repos
git clone --bare git@github.com:heroicbit/heroicbit.git


Sampai sini dia belum langsung bisa dipake, karena cloning bare repo itu ga kayak clone biasa dimana kita bisa langsung lihat penampakan file-file project kita. Ini seperti kita bikin repo remote di github. Dengan demikian kita punya repository yang bisa diakses sebagai remote repo melalui ssh://usernameserver@IP.SERVER/repos/heroicbit.git


Kita daftarkan remote repo tersebut ke project di local, dengan perintah:

git remote add production ssh://usernameserver@IP.SERVER/repos/heroicbit.git

Nama remote servernya bebas, bisa production, live, dev, staging, dan sebagainya. Jangan pakai origin karena origin kan sudah kita pakai untuk remote repo github.


Kembali ke server, kita harus buat satu file hook supaya kalau ada push ke repo ini file-file projectnya kita pasang di tempat kita ingin memasang project kita supaya bisa diakses online. Biasanya di /var/www.

Masuk ke folder reponya lalu buat file post-receive di folder hooks:

cd /repos/heroicbit.git

nano hooks/post-receive

Masukkan kode berikut:

#!/bin/sh
git --work-tree=/var/www/heroicbit checkout -f main

Lalu set executable filenya:

sudo chmod +x hooks/post-receive


Done!

Next time kita mau deploy, kita tinggal jalankan perintah (dari folder project di komputer local):

git push production

Nantinya update file project kita akan otomatis terpasang di folder /var/www/heroicbit.


beanstalk Development heroicbit queue

Cara Pakai Beanstalk untuk Queue di Heroicbit

Silakan Ngomen

HeroicBit CMS sudah disetup untuk langsung pakai sistem queue menggunakan Beanstalk. Library PHP yang digunakan adalah Pheanstalk.


Persiapan

Pertama-tama install dulu beanstalk di OS. Kalau pakai Ubuntu tinggal install aja pakai command sudo apt-get install beanstalkd. Lalu jalankan servicenya dengan perintah ./beanstalkd -l 10.0.1.5 -p 11300. Perintah ini nantinya akan perlu kamu set sebagai service.


Kalau mau nyoba di Windows, tinggal download aja https://github.com/caidongyun/beanstalkd-win. Harus install dulu cygwin terminal lalu jalankan servicenya dengan perintah ./beanstalkd.exe -l 127.0.0.1 -p 11300


Lalu pasang aplikasi beanstalk admin ini https://github.com/ptrofimov/beanstalk_console pasang di localhost PHP biar bisa mantau queuenya beneran masuk atau engga.


Menjalankan Consumer

Command untuk consumer sudah dibuat di class application/cli/Queue.php. Untuk menjalankan consumer tinggal jalankan melalui terminal perintah php cli command queue/consume/email -d domain.name. Perintah ini nantinya akan perlu kamu daftarkan sebagai service menggunakan pm2.


email pada command di atas adalah contoh nama tube yang ingin dipantau queuenya. Kode worker untuk queue email disimpan di application/cli/queueWorker/EmailWorker.php. Kode worker lainnya bisa dilihat di folder application/cli/queueWorker/, begitu pula kalau ingin membuat worker baru, simpan disitu.


Untuk menambahkan job ke queue cukup menuliskan satu baris kode             App\libraries\Beanstalk::produce('email', $payload);


Contoh penulisan job bisa dicek di application/controllers/Test.php method produce().


---

Referensi penyusunan modul: https://jtreminio.com/blog/queues-working-smart-faster-in-parallel/

belajar Kewirausahaan Mikir Mindset Pendidikan Refleksi Tafakur

Kepatuhan Hadir Karena Adanya Pemahaman

Silakan Ngomen

Suatu hari saya mengikuti gathering BP di sebuah hotel di Bandung. Pematerinya adalah mas Adrian Maulana dan Mas Ade Rai. Yang akan saya bahas ini adalah diantara hal penting yang membangun mindset baru buat saya.


Sebagai muslim kita mampu taat untuk menjalankan kewajiban agama. Beberapa diantaranya bahkan kita sudah lakukan meskipun kita tidak sadar kalau agama pun memerintahkan hal tersebut.


Contohnya, kita rajin mendirikan sholat wajib 5 waktu. Kenapa kita mau dan rajin melakukannya? Karena kita tau pentingnya menjalankan hal tersebut, karena kita paham akibatnya kalau tidak menjalankan. Kita paham mengapa kita perlu mendirikan sholat, makanya kita berusaha keras untuk konsisten melakukannya. Orang yang masih belum konsisten mendirikan sholat artinya belum paham.


Contoh lain yang lebih sederhana. Kita mungkin pernah begadang saat ada pekerjaan yang menuntut diselesaikan malam itu. Padahal kita ngantuk, tapi kita terus berupaya menyelesaikannya. Kita melakukannya karena kita paham kalau tidak selesai, akan ada akibat yang cukup fatal yang kita dapatkan. 


Tapi ada juga orang yang begadang cuma buat sekedar scroll scroll medsos. Ga ada manfaat yang signifikan yang bisa didapatkan dari bersosmed tengah malam, tapi dia terus saja begitu meskipun terkantuk-kantuk. Dia artinya tidak paham kalau tidur itu lebih penting daripada begadang ga jelas. Andaikata dia paham, tentulah dia akan memaksakan diri tidur apalagi kalau sudah ngantuk ketimbang begadang.


Ada orang giat bekerja ngantor jam 9-5. Serajin itu dia pulang-pergi kerja karena dia paham kalau ga maksimal kerjanya, dia bisa dapat teguran dari bosnya, yang imbasnya ke terancamnya karir dia di kantor tersebut. Andaikata dia tidak paham akan hal itu dan masuk kerja seenaknya, tentulah dia akan cepat dipecat.


Hubungannya dengan kesehatan, Mas Ade Rai melajutkan pembahasan. Kalau kita bisa sedemikan patuh pada ajaran agama, kewajiban bekerja, dan sebagainya, mengapa tidak kita juga patuh untuk rajin berolahraga. Kebanyakan orang malas berolahraga karena dia tidak paham pentingnya olahraga. Dia hanya sekedar tau kalau olahraga itu penting, tapi dia tidak benar-benar paham bagaimana bisa hal itu penting untuk kesehatannya.


Maka di satu jam setengah sesi itu mas Ade Rai fokus membangun pemahaman kepada kami para audiens tentang pentingnya olahraga. Bahkan saya sendiri, dengan pemahaman baru yang beliau tanamkan, membuat saya dengan senang hati dan bersemangat untuk konsisten berolahraga. Dan itu adalah pengalaman yang luar biasa.


Mindset yang penting yang mengatakan bahwa Kepatuhan Hadir Karena Adanya Pemahaman dapat diterapkan di berbagai aspek. Dan itu bisa menjadi patokan hidup kita bahwa, apapun yang ingin kita lakukan dalam hidup secara konsisten dan senang hati, maka kita harus terlebih dahulu menemukan pemahaman akan hal tersebut.

It's Time for New Chapter

Silakan Ngomen

Sayonara Blogger. Sepertinya New Chapter gw akan tertulis di Medium. Ga kenapa-napa. Biar satu aja yang diurus, ga banyak-banyak hehe.. Sepertinya untuk saat ini Medium lebih relevan untuk dipakai. No hard feeling. Udah ada banyak kenangan dan catatanku kutulis di platform ini. Ia akan tetap disini, tak akan kupindahkan ke Medium atau tempat lainnya.


Banyak hal yang perlu kusesuaikan untuk menuliskan chapter baru. Chapter apa yang dimaksud? Itu akan kubahas di Medium. Kamu boleh kunjungi https://toharyan.medium.com/


Sampai ketemu di sana. Bye!

Family

Karena Doa Mama

Silakan Ngomen
Mama: Kalo mamah keluar kerja sekarang, uang pesangon mamah ga akan cair. Jadi mesti nunggu bulan depan resign-nya 
Toni: Mamah kejar apa lagi sih, kalo mamah keluar kerja sekarang pun Toni mampu buat gantiin gaji mamah! Ga perlu risau sama uang yang sedikit itu! 
Mama: Iya, Ni. Maafin mamah ya. Mamah mah kasian liat kamu punya nasib begini, ditinggal wafat istri dengan tiga anak. 
Toni: Ya udah makanya mamah keluar kerja aja. Udah waktunya resign. Tugas mamah main aja sama anak-anak 

Itulah sekilas percakapan kami di motor, malam hari ketika gerimis. Aku lupa kami habis dari mana. Aku lupa anak-anak lagi sama siapa. Yang pasti, itu beberapa hari setelah istriku meninggal. Berarti sekitar bulan desember, pekan ketiga atau keempat. Aku membonceng mamah. Air mataku masih berderai, tersamarkan dengan tetesan gerimis. Kucoba sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara isak atau getaran dada sedikitpun biar mamah ga usah tau kalo aku masih suka nangis. 

Sejak saat itu mamah akhirnya memutuskan untuk keluar kerja. Sudah 10 tahun beliau bekerja di sebuah pabrik garmen, sebagai tenaga keamanan. Sampai detik itu seingatku aku baru bisa kasih uang bulanan satu juta. Setelah istri wafat, hampir semua uang gaji bulanan kuberikan ke mamah. Karena Wildan dan Milki tinggal di rumah mamah, dan mamah sudah berhenti bekerja. Baru 2 bulan setelahnya gaji naik dan aku bisa kasih uang bulanan lebih besar dari nilai gaji mamah saat bekerja dulu. 

Sejak saat itu pula kulihat mamah semakin rajin baca alQuran dan shalat dhuha. Di akhir setiap sholatnya beliau berdoa cukup lama, sepertinya sangat khusyu, bahkan ketika Milki nangis manggil-manggil ambu (panggilan ke mamah buat anak-anak) pun mamah tetap tak bergeming, melanjutkan doa. Tangannya terangkat. Aku tak tahu doa apa yang beliau panjatkan. Tapi aku yakin ada namaku disana. 

Salah satu dorongan paling kuat untuk menikah lagi adalah karena aku yakin mamah sangat ingin melihat anak tunggalnya ini bahagia lagi dalam berumah tangga. Aku ingin membahagiakan mamah, dengan menikah lagi. Ketika sebagian orang mengatakan untuk membahagiakan dahulu anak-anak dan orang tua, justru aku berpikir diantara cara untuk membahagiakan mereka adalah dengan menghadirkan kembali sosok ibu bagi anak-anak, menantu bagi mamah. Sejak pemikiran itu muncul, aku akhirnya memutuskan untuk move-on dari dia-yang-in-syaa-Allah-sudah-tenang-bersama-Allah dan mulai melakukan pencarian.

Mamah pernah mendoakanku, supaya aku cepet dapet pengganti, yang lebih sholehah, yang bisa sayang sama anak-anak. Kukira setelah momen itulah aku mulai mendapatkan banyak jalan untuk bertemu dan dekat dengan seorang wanita. Sebenarnya aku sering bertemu dengan wanita ini, tapi cukup banyak lika-liku hingga akhirnya aku yakin untuk mendekatinya. Hingga detik aku menulis ini, aku semakin kenal dan semakin dekat dengannya, bahkan sudah berkunjung ke rumah keluarganya, aku yakin semua kemudahan itu tidak lepas dari doa mamahku. 

Jadi aku memutuskan menikah lagi demi mamah? Bagaimana dengan kebahagiaanku? Tentu saja, itu tidak perlu dimention. Aku sangat bahagia dengan perasaan yang Allah telah turunkan ke dalam hatiku, kepada wanita ini. Dan aku bersyukur mamah dapat menerima pilihanku, atau lebih tepatnya pilihan Allah untukku. Aku mengatakan kepada dia yang terpilih ini, kalau nanti setelah menikah aku harus tinggal bersama mamah. Kalaupun tidak serumah, minimal berdekatan dengan mamah. Aku satu-satunya anaknya yang bertanggung jawab atas hari tuanya. Alhamdulillah dia mampu menerimanya dengan baik. Itu satu hal yang sangat aku syukuri. 

Dua tahun lalu, saat lebaran, mamah pernah berbisik, kalau beliau ingin sekali berangkat umrah. Awal tahun 2020 kemarin aku sudah berhasil mengumpulkan uang untuk beliau berumrah, yang akhirnya habis juga dipakai usaha dan renov rumah dengan alasan Masjidil Haramnya juga ditutup karena pandemi. 

Aku tak tahu apakah Allah ingin aku menikah dahulu atau mengumrahkan mamah dulu. Keduanya sama-sama tidak ada daya bagiku, sedang Allah Maha Kaya. Sangat mudah bagi Allah mewujudkan keduanya sekaligus. Sekali lagi aku berpasrah atas skenario selanjutnya kepadaNya. Jadi kali ini, aku akan meminjam kekuatan doa mamah lagi, supaya aku disanggupkan untuk menikah secepatnya, dan juga mengumrahkan beliau secepatnya.

Semoga aku jadi anak yang dimampukan berbakti kepada mamah dan juga bapak, juga mamah dan bapak mertua. Oh ya, aku selalu menganggap setelah menikah aku jadi punya 4 ortu. Dan ketika nanti menikah lagi, aku akan jadi punya 6 ortu. Bagi sebagian kalangan, mertua adalah beban. Bagiku, itu adalah karunia.
belajar Daily Family Mikir

Progress Belajar Lagi Ilmu Nikah

Silakan Ngomen

Ditinggal Wafat Istri

Saat tulisan ini ditulis, sudah 8 bulan sejak kematian istri saya. Istri saya wafat pada tanggal 19 Desember 2019. Bulan-bulan awal adalah situasi yang sangat menyedihkan. Ga perlu dijelaskan bagaimana menyedihkannya karena memang sulit. Tapi satu hal yang selalu membuat saya merasa harus kuat adalah ingatan saya kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang punya perjalanan hidup yang jauh lebih berat dibanding apa yang saya sedang alami. Saya ditinggal wafat istri saya, sedangkan Rasulullah ditinggal wafat istri pertamanya Khadijah radhiyallahu anha dan juga paman terkasihnya Abu Thalib, yang selama itu mengurus, mendukung dan melindungi beliau selama berdakwah di Makkah. Keduanya meninggalkan Rasulullah di tahun yang sama. Lebih jauh lagi beliau sudah ditinggal ibu dan ayahnya sejak lama, dittinggal kakeknya juga. Allah masih menyisakan untuk saya 3 orang anak yang lucu dan baik, juga masih punya orang tua yang lengkap. Sedangkan Rasulullah diuji dengan ditinggal wafat semua anak-anak laki-lakinya saat kondisi masih balita. Kalau aku harus larut dalam kesedihan, maka sesungguhnya Rasulullah-lah yang jauh lebih pantas untuk berlarut dalam kesedihan. Tapi beliau tampil di depan ummat dengan gerakan move on yang luar biasa. Tiadalah beliau dapat demikian kecuali karena bergantungnya hanya kepada Allah, sehingga Allah menguatkan dan meneguhkan hati beliau. Maka dari itu, sudah sepantasnya bagi saya untuk juga bergantung hanya kepada Allah, dan memohon kekuatan kepadaNya.

Itu adalah satu paragraf yang akhirnya bisa saya tulis dan saya ringkas tentang perjalanan move on saya setelah ditinggal istri. Awalnya ingin dibuat artikel khusus. Tapi saya lebih ingin larut dalam doa mendoakan istri saya daripada larut dalam dalam sedih dan ratapan. Maka titik ini adalah titik move on saya atas kondisi tersebut. Bismillah.

Belajar Lagi Ilmu Nikah

Kira-kira sejak bulan ke-3 setelah kematian istri, baru mulai terpikirkan untuk menikah lagi. Terutama setelah salah satu guru saya menasihatkan kepada saya untuk menikah lagi. Beliau berkata, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal saja menikah lagi di hari ke-3 setelah ditinggal wafat istrinya. Saat itu saya bilang kalau saya tidak sesoleh Imam Ahmad. Beliau lalu menimpali dengan bilang, "Ya minimal amalan menikah laginya dicontoh" hehe..

Setelah itu saya mulai berpikir untuk menikah lagi. Tapi banyak pertimbangan, jauh lebih banyak ketimbang saat mau menikah dulu. Sekarang saya punya anak tiga. Ada banyak kekhawatiran apakah istri saya nanti akan dapat berinteraksi dengan baik dengan anak-anak saya. Belakangan hal ini tidak terlalu menjadi kerisauan karena setelah bulan ke-4 saya mulai terbiasa dengan kondisi anak-anak sekarang yang tanpa ibu. Wildan dan Milki tinggal bersama saya di rumah mamah dan mamah yang lebih banyak mengurus mereka terutama saat saya pergi bekerja. Kia anak ketiga saya tinggal bersama ibu mertua saya dan saya selalu menengok dia satu sampai dua kali seminggu (yang mestinya lebih sering karena jarak dari rumah mamah ga jauh, cuma beda dua desa saja). Artinya istri baru saya mestinya tidak akan terlalu diberatkan nantinya setelah kami menikah.

Namun kemudian ada pemikiran baru, apakah ada wanita yang mau menikah dengan duda anak tiga hahaha.. teman-teman saya menghibur dengan berkata bahwa usia saya masih relatif muda untuk menikah lagi. Harusnya untuk saya tidak sulit menemukan pasangan hidup baru. Oke, itu cukup menghibur hehe..

Dari situ akhirnya saya mulai belajar lagi ilmu nikah. Saya upgrade pemahaman saya. Saya banyak mendengar materi-materi nikah dari para asatidz di Youtube, diantaranya dari ustadz Nuzul Dzikri dan ustadz Felix Xiauw. Ternyata banyak persepsi baru yang selama ini saya tidak miliki. Banyak muncul juga penyesalan di dalam diri, kenapa dulu selama 10 tahun menikah dengan Rinei saya tidak begini dan begitu. Saya berusaha keras menerima diri saya yang sangat banyak kekurangan dan kesalahan selama 10 tahun menikah. Akhirnya saya bisa menerima itu sebagai hasil belajar dari pengalaman saya. Kedepannya seharusnya saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Gagasan tentang Taaruf

Saya berdiskusi dengan banyak kawan dan sahabat saya. Salah satunya N yang juga tetangga seberang rumah saya. Dia belum menikah. Usianya mungkin 1-2 tahun di bawah saya. Dia membawa konsep taaruf sebelum menikah. Taaruf yang dimaksud adalah berkenalan lebih dalam dengan calon pasangan, baik itu sudah pernah kenal ataupun belum. Untuk teman taaruf yang baru kenal, kita menggunakan media CV taaruf. CV ini mirip seperti CV yang biasa kita gunakan saat melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan. Isinya ada profil pribadi, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, plus beberapa tambahan seperti gambaran fisik pribadi, harapan gambaran calon pasangan, visi misi pernikahan dan gambaran setelah menikah. Tujuan CV ini untuk menjadi filter awal kecocokan dengan calon pasangan nanti. Jadi sebelum bertemu atau berkomunikasi langsung, akan ada pihak penengah (biasanya asatidz di sebuah lembaga atau komunitas) yang akan mencocokkan CV laki-laki dan perempuan. Harapannya supaya saat dihubungkan untuk proses taaruf dan berdiskusi bisa lebih cepat dan fokus ke pembahasan yang lebih dalam.

Awalnya saya berpendapat lebih baik menikah dengan orang yang sudah pernah kenal sebelumnya. Sehingga penyesuaiannya bisa lebih mudah. Tapi N mengatakan justru proses taaruf, plus dengan bantuan CV taaruf ini kita bisa kenal lebih dalam, jauh lebih dalam dibanding dengan orang yang kita anggap pernah kenal sebelumnya. Dari CV taaruf saja sudah tertuang hal-hal spesifik dan cukup mendalam tentang calon pasangan kita. Di tahap taaruf pun masing-masing pihak sudah dalam kondisi siap membuka diri memberi penjelasan tentang kondisi yang perlu diketahui oleh lawan bicara. Satu hal yang juga penting, proses ini mesti ditempuh dalam koridor aturan syari, seperti tidak boleh berkhalwat, harus ada pihak ketiga yang menemani. Hal ini nampaknya akan sulit diterima bagi penganut kenalan dengan berpacaran.

Belakangan saya tawarkan gagasan taaruf ini kepada salah seorang sahabat saya S yang juga belum menikah. Dia adalah teman seangkatan di pesantren. Dan dia termasuk yang sulit untuk menerima gagasan taaruf ini. Alasannya karena katanya beda circle. Orang-orang yang menjalani proses taaruf ini biasanya ada di lingkaran santri, anak-anak remaja hijrah dan kalangan soleh lain yang dia merasa dia tidak cukup soleh untuk menempuh proses ini. Selain itu, dia juga berpikir akan sulit untuk menemukan kecocokan hanya dari proses yang singkat seperti ini. Dia harus mengenal calon pasangan dengan mengobrol lebih dalam dan intensif sampai ketemu kecocokan atau ketidakcocokannya.

Satu hal yang saya garis bawahi dari penjelasan S adalah, bahwa pernikahan itu adalah ibadah yang lama, sehingga tidak baik bila tergesa-gesa dalam mengambil keputusan siapa yang akan menjadi pasangan kita nantinya. Lebih baik menunggu sedikit lebih lama daripada terburu-buru menikah tapi akhirnya tidak bahagia karena menikah dengan pasangan yang tidak pas. Pendapat ini saya aminkan, sehingga yang tadinya saya cukup bersemangat untuk menyegerakan menikah, akhirnya mulai lebih tenang untuk melakukan persiapan lebih matang lagi. Saya pun memutuskan untuk belajar lagi. Saya merasa masih ada kepingan puzzle yang belum lengkap untuk hal ini.

Update Belajar Ilmu Menikah

Di hari saya menulis tulisan ini, saya mengikuti materi seminar dengan tema nikah. Seminar pertama adalah event Kuliah Pra Nikah online yang diselenggarakan oleh @KUASkuad. Seminar yang pertama diselenggarakan di waktu siang setelah waktu sholat zuhur. Kuliah pranikah ini sudah saya mendaftar beberapa hari sebelumnya dan merupakan rangkaian materi selama 3 hari kedepan.

Kuliah Pra Nikah materi pertama diisi oleh ustadz Hendra Ubay dan ustadz Rifky Jafar Thalib. Bentuknya lebih ke talkshow menjawab pertanyaan-pertanyaan umum seputar pranikah. Event ini disiarkan via Instagram live. Ada beberapa poin penting yang saya garisbawahi dari materi ini yang paling berkesan buat saya.

Pertama terkait kriteria kecocokan dengan calon pasangan. Awalnya saya punya kesimpulan bahwa kita harus memilih pasangan yang cocok dengan diri kita. Kecocokan ini mesti dibahas dari banyak sudut pandang, mulai dari level pemahaman agama, latar belakang keluarga, tingkat ekonomi, kesehatan fisik dan psikis, sampai penampilan fisik. Saya melihat ada tantangan untuk menggali kecocokan seperti ini, bahwa butuh waktu yang entah berapa lama untuk taaruf sampai kita merasa cocok atau tidak cocok. Ketika sudah merasa cocok pun, akan ada kekhawatiran akan hal-hal yang tidak dapat kita gali dan ketahui. Terkait kekhawatiran ini terjawablah di dalam kuliah materi pertama ini.

Ada pertanyaan seperti ini: "Kalau tidak pacaran ga akan bisa kenalan". Jawaban dari ustadz Rifky seperti ini. Bahwa persepsi itu adalah syubhat yang hari ini tengah menjangkiti kaum muda kita. Islam adalah pedoman hidup yang lengkap. Untuk urusan sederhana seperti makan dan buang air saja ada aturan rincinya. Apalagi urusan ibadah besar seperti nikah, maka mestilah Allah memberikan sarana untuk menempuh itu. Konsep yang ditawarkan oleh Islam adalah taaruf, yakni bertanya kepada calon pasangan terkait banyak hal sebelum menikah. Melalui taaruf ini, tentu kita tidak akan tau semua hal. Statemen beliau yang menarik tentang hal ini adalah bahwa dibalik ketidaktahuan kita tentang perkara yang tidak dapat diketahui selama taaruf, itu tersimpan husnuzhan kita kepada Allah atas calon pasangan kita. Saat itulah kita diuji oleh Allah bagaimana kita mampu berprasangka baik kepada Allah, bahwa tidak mungkin pasangan kita jauh dari sifat kita. Wanita baik untuk laki-laki baik, dan sebaliknya, sebagaimana firman Allah terkait hal ini. Tambahan dari kesimpulan pribadi saya tentang hal ini, bahwa ketika kita menerima pasangan kita melalui proses yang baik dengan niat yang baik, maka disitulah letak kepasrahan kita kepada Allah, bahwa kita yakin Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita.

Ada satu lagi pertanyaan menarik di sessi ini. Bagaimana tanggapan atas penyataan "bila kita menjalani proses taaruf yang cuma sebentar ini, bagaimana mungkin pertemuan sebentar ini bisa cinta sama calon pasangan. Saya kan butuh cinta nikah ini. Bagaimana saya menikah dengan orang yang tidak saya cintai?" Ustadz Rifky menjawab begini, "Nikah itu landasannya bukan cinta. Menikah itu landasannya taqwa." Bukan berarti menikah itu tidak butuh cinta, tapi ketika menikah itu landasan pondasinya taqwa kepada Allah, maka cinta yang tumbuh nanti adalah cinta yang suci, bukan cinta dari syahwat.

Ustadz Rifky kemudian mengisahkan shahabat Abu Dzar al-Ghifari, sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang dipuji oleh Nabi sebagai shahabat yang mulia, berwibawa dan punya kedudukan di sisi manusia dan di sisi Rasulullah. Ketika Abu Dzar hendak menikah, beliau berkata pada teman-temannya "Saya mau menikah, tolong carikan untukku wanita yang mengerti agama". Itu adalah standar dari Abu Dzar, hanya satu, paham agama. Ga ngasih kriteria lain yang lebih spesifik seperti tampang, nasab dan status ekonomi. Kemudian salah seorang temannya, dengan niat bercanda berkata "saya punya budak perempuan, hitam, jelek, tapi paham agama". Candaan ini diseriusin sama Abu Dzar dengan menjawab "Saya mau". Teman-temannya kaget. Dan beneran menikah. Karena yang dicari oleh manusia sekelas Abu Dzar bukan cinta karena fisik. Belakangan teman-teman Abu Dzar datang lagi untuk mengetes Abu Dzar dengan berkata "Kamu ga mau menikah dengan wanita yang cantik?". Abu Dzar kemudian menjawab "Istriku ini, dia yang membangunkanku ketika aku tertidur, dan dia yang mengingatkan aku ketika aku lupa, dan dia yang menguatkanku ketika aku lemah. Kalau nanti kalian tau bagaimana indah wajah istriku ini ketika Allah masukkan ia ke dalam surga, maka kalian akan menyesal kenapa bukan kalian yang dulu menikahinya". Maa syaa Allah. Artinya, cinta itu sesuatu yang dimunculkan setelah pernikahan, bukan sebelum menikah. Boleh sih cinta sebelum menikah. Tapi jangan sampai karena belum tumbuh cinta sebelum menikah, membuat kita jadi mengurungkan niat untuk menikah.

Tambahan dari saya, bahwa kita perlu ingat salah satu nasihat dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam "Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian." Ini adalah nasihat untuk pihak wanita dan keluarga wanita. Kriteria utamanya sama, agama. Kita tetap tidak boleh menafikan juga nasihat lain dari Rasulullah supaya melihat dulu pasangan kita sebelum memutuskan untuk menerima atau melamar. Artinya faktor kecocokan dari sudut pandang yang lain selain agama juga sangat diperbolehkan bahkan dianjurkan mencari yang setara. Bila ada sedikit kejomplangan, maka perlu dibicarakan sejak awal.

Maka pemahaman baru saya tentang hal ini adalah, bahwa kriteria itu boleh ada dan spesifik, tapi tidak mesti terlalu saklek. Asal pemahaman dan pengamalan agamanya baik sebagai kriteria agama, dan sekiranya kita dapat menerimanya pada kriteria yang lain yang masih bisa dikompromikan, maka jangan sia-siakan. Setelah itu, garis bawahi hal ini, bertawakkal dan berprasangka baiklah kepada Allah, bahwa Allah akan selalu menolong dan membimbing kita karena kita menikah dengan niat ibadah dan dengan landasan taqwa. Ini adalah jawaban atas kekhawatiran saya yang sebelumnya tentang hal-hal yang tidak memungkinkan diketahui selama proses taaruf.

Terakhir terkait pembahasan ini, di dalam surat Maryam ayat 96, Allah berfirman "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." Di dalam ayat tersebut Allah menggunakan huruf sa pada kalimat sayaj'alu yang artinya "akan". Kata cinta atau kasih sayang yang digunakan pada ayat ini juga menggunakan kalimat wuddan, bukan hubban. Tafsirnya adalah, bahwa rasa cinta akan ditumbuhkan setelah manusia melalui proses pernikahan.

belajar belajar ngaji Daily keluarga kreatif menghapal alquran Pendidikan Projects

Template Pritable Ceklis Hafalan Juz Amma (Juz 30)

Silakan Ngomen
Di rumah sudah berjalan sekitar satu bulan, keluarga belajar membaca al-Quran. Alhamdulillah inisiatif datang dari para orang tua sendiri, uwa dan kakak. Mereka meminta saya untuk memandu belajar baca al-Quran. Terkait metode apa yang saya gunakan untuk mengajarkan membaca al-Quran in syaa Allah dibahas di artikel lain.

Artikel ini khusus saya buat untuk membagikan dokumen printable untuk ceklis hapalan surah dalam al-Quran juz 'Amma atau juz 30. Ini adalah program perdana yang saya buat untuk membuat variasi program belajar ngaji keluarga. Khusus jadwal hari sabtu malam digunakan untuk setor hapalan surat-surat pendek yakni surat yang ada di juz 30. Supaya mudah trackingnya, saya membuat dokumen spreadsheet sederhana untuk memantau perkembangan hapalan para peserta.

penampakan printable ceklis hapalan surat al-quran juz amma 30
Penampakan printable ceklis hapalan surat al-quran juz amma 30 setelah diprint.
Saya print 2 sheet per page biar irit

Sengaja ceklisnya saya buat per ayat dan bukan per surat. Untuk surat-surat super pendek mungkin bisa langsung diceklis satu surat. Tapi untuk progres selanjutnya saya ingin para peserta belajar dapat menambah hapalannya minimal 1 ayat tiap minggu. Agar progresnya hapalannya terasa dan terlihat, maka peserta dapat menceklis ayat yang baru dia hapalkan. Terlebih lagi karena sebagian peserta belajar di keluarga saya adalah orang tua yang mereka kadang sudah jatuh lesu duluan dengan dalih usia.

Barangkali ada diantara kamu yang juga memerlukan template ceklis serupa, kamu bisa unduh melalui tautan di bawah artikel ini. Ada versi PDF yang bisa langsung diprint. Atau bila kamu ingin memodifikasi templatenya, misalnya dibuat lebih warna-warni biar lebih menarik untuk anak-anak, kamu bisa unduh yang versi xlsx atau ods. Untuk saat ini baru saya buat untuk juz 30. Mudah-mudahan kedepannya saya sempat untuk bikin yang juz 29 dan seterusnya.

Semoga bermanfaat.

Drive file template dokumen printable ceklis hapalan surat juz Amma (juz 30): https://drive.google.com/open?id=1VMPLDVDwTx1pj--w5qjga-MH5KQffwrI